Penyakit hirschsprung adalah kondisi langka yang menyebabkan kotoran tersangkut di usus. Umumnya kondisi ini memengarungi bayi dan anak kecil. Biasanya, usus terus menerus meremas dan mengendur untuk mendorong kotoran dan hal ini adalah sebuah proses yang dikendalikan oleh sistem saraf.
Pada penyakit hirschsprung, saraf yang mengontrol gerakan usus hilang dari bagian ujung usus. Artinya, kotoran dapat menumpuk dan membentuk penyumbatan. Kondisi ini dapat menyebabkan sembelit parah dan kadang menyebabkan infeksi serius yang disebut enterokolitis jika tidak diidentifikasi dan diobati sejak dini. Namun kondisi ini biasanya muncul setelah lahir dan bisa diobati dengan operasi sesegera mungkin.
Penyebab Hirschsprung
Dalam keadaan normal, saat janin berkembang di dalam kandungan, sel saraf juga akan berkembang di usus. Dengan demikian usus dapat berkontraksi dengan baik saat ada makanan yang masuk ke dalamnya. Tanpa ada kontraksi, feses akan terperangkap dalam usus dan tidak bisa keluar.
Pada pengidap penyakit Hirschsprung, sel saraf tersebut berhenti berkembang sehingga ada bagian usus besar yang tidak memiliki saraf. Penyebab gangguan perkembangan sel saraf itu hingga kini belum diketahui pasti.
Pada beberapa kasus, penyakit Hirschsprung diduga terkait dengan faktor keturunan atau genetika. Selain itu, bayi laki-laki juga ditemukan lebih berisiko terhadap penyakit Hirschsprung dibandingkan bayi perempuan.
Faktor Risiko Hirschsprung
Ada banyak faktor risiko untuk Hirschsprung, yaitu:
- Memiliki saudara kandung yang memiliki penyakit Hirschsprung: Penyakit Hirschsprung dapat menurun. Jika memiliki seorang anak yang memiliki kondisi ini, anak biologis selanjutnya dapat memiliki risiko.
- Laki-laki: Penyakit Hirschsprung lebih umum terjadi pada laki-laki.
- Memiliki kondisi turunan lainnya: Penyakit Hirschsprung terkait dengan kondisi menurun lainnya, seperti Down syndrome dan kelainan lain yang muncul sejak lahir, seperti penyakit jantung kongenital.
Gejala Hirschsprung
Penyakit Hirschsprung memiliki gejala yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahannya. Gejala umumnya sudah dapat dideteksi sejak bayi baru lahir, di mana bayi tidak buang air besar (BAB) dalam 48 jam setelah lahir.
Selain bayi tidak BAB, di bawah ini adalah gejala lain penyakit Hirschsprung pada bayi baru lahir:
- Muntah-muntah dengan cairan berwarna coklat atau hijau.
- Perut buncit.
- Rewel.
Pada penyakit Hirschsprung yang ringan, gejala baru muncul saat anak berusia lebih besar. Gejala penyakit Hirschsprung pada anak yang lebih besar terdiri dari:
- Mudah merasa lelah.
- Perut kembung dan kelihatan buncit.
- Sembelit yang terjadi dalam jangka panjang (kronis).
- Kehilangan nafsu makan.
- Berat badan tidak bertambah.
- Tumbuh kembang terganggu .
Diagnosis Hirschsprung
Anak yang mengalami hirschsprung perlu menjalani satu atau lebih tes untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan dapat berupa:
- Foto RontgenFoto Rontgen dilakukan untuk melihat kemungkinan penyumbatan pada usus besar.
- Manometri anorektalPada prosedur ini, dokter akan menggunakan alat khusus berupa balon dan sensor tekanan untuk memeriksa fungsi usus. Tes ini dilakukan pada anak yang lebih besar.
- BiopsiDokter akan mengambil sampel jaringan usus besar yang selanjutnya akan diperiksa di bawah mikroskop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar